Beberapa kasus permasalahan KM di perusahaan

December 25th, 2010 by dudud Leave a reply »

Hi, skarang aku mau bahas salah satu tugas personal KM yang aku anggap cukup menarik juga untuk diulas. Ada 2 kasus yang akan diulas mengenai faktor penekanan KM pada perusahaan, faktor kegagalan perusahaan, dan pembelajaran yang dapat dipetik dari kasus tersebut. Berikut ulasannya:

Case 1: Saatchi & Saatchi

Pada bulan Desember 1994, sebagai akibat dari tekanan terus menerus dari pemegang saham utama, Maurice Saatchi dipecat dari jabatannya sebagai ketua perusahaan. Saatchi, seorang tokoh kontroversial, telah mendirikan dan mengelola perusahaan. Pemecatannya bertujuan untuk mencegah penurunan tajam lebih lanjut dalam harga saham perusahaan, dan disambut dengan antusias awal.

Namun, konsekuensinya yang fatal. Maurice Saatchi segera membentuk perusahaan baru, terus perdagangan di bawah nama Saatchi, dan merekrut banyak karyawan yang paling kreatif dari perusahaan lama. Karena ini kehilangan besar modal intelektual, CORDIANT, perusahaan yang berhasil Saatchi & Saatchi, kehilangan rekening nasabah senilai lebih dari £ 50m. dalam hitungan minggu. Harga saham runtuh oleh lebih lanjut ketiga dalam enam bulan berikutnya.

Case 2: Volkswagen (VW) & General Motors (GM)

Bahaya kehilangan knowledge ketika para karyawan handal hengkang tidak berarti terbatas pada tradisional industri kreatif seperti periklanan, desain atau hiburan. Sebuah contoh adalah langkah dramatis Josh Ignacio Upez, kepala pembelian pada General Motors, ke Volkswagen.
Langkah ini merupakan subyek perdebatan panjang. General Motors awalnya ditekan tuntutan besar untuk kerusakan, dan menyatakan bahwa dokumen atau file komputer telah dialihkan secara ilegal. Namun, sengketa ini telah terkubur oleh kenyataan bahwa di sini juga, hilangnya seorang karyawan handal diikuti oleh eksodus dari seluruh kelompok manajer yang sangat terampil. Aset intelektual Uncoded nilai tak terhitung dilakukan oleh sebab hengkangnya mereka, dan tidak dapat ditarik kembali untuk General Motors.

Faktor knowledge pada kasus diatas:

Untuk case 1, faktor knowledge yang didapat adalah knowledge yang dimiliki oleh Saatchi sebagai seorang chairman dalam mengelola perusahaan. Knowledge yang dimilikinya menjadikan dia menjadi seorang chairman pada perusahaan tersebut. Namun karena suatu sebab, Saatchi dipecat akan tetapi Saatchi dengan mudahnya membentuk perusahaan yang baru dan menarik karyawan-karyawan kreatif yang berasal dari perusahaan lama yang memecatnya. Karena knowledge yang dimilikinya sehingga Saatchi dapat membentuk perusahaan baru dan merekrut karyawan-karyawan kreatif.

Untuk case 2, Jose Ignacio Upez, kepala pemasaran dan penjualan General Motors pindah ke Volkswagen. Disebabkan karena adanya kasus di GM, maka Jose Ignacio Upez pindah ke VW. VW tentu saja mendapatkan keuntungan dengan masuknya Jose Ignacio Upez, karena dengan knowledge yang dimilikinya selama di GM akan dapat membantu dan mendongkrak penjualan dan pemasaran VW. Dan juga pindahnya salah satu intellectual assets sangat mempengaruhi karyawan-karyawan dengan skill tinggi untuk ikut bersamanya dan bergabung ke perusahaan yang baru.

Kesalahan dari perubahan pada perusahaan:

  • Melepaskan begitu saja para intellectual assets untuk meninggalkan perusahaan, tanpa pikir panjang bahwa kehilangan aset seperti itu akan berdampak panjang pada perusahaan tersebut, terutama untuk mencari penggantinya.
  • Perusahaan belum membuat sistem manajemen knowledge yang baik agar tersebar secara merata ke karyawan selevel yang lain. Supaya knowledge tidak terpusat hanya pada 1 karyawan, knowledge harus tersebar merata ke karyawan yang lain, agar dampak dari kejadian seperti diatas dapat dikurangi karena perusahaan tidak khawatir knowledge hilang begitu saja.

Faktor pembelajaran dari kasus diatas:

Faktor pembelajaran untuk kedepan adalah, agar perusahaan lebih peduli akan kesejahteraan karyawan, mengatasi permasalahan dengan baik agar tidak ada perselisihan atau kesalahpahaman. Dan membuat sistem manajemen pengetahuan yang baik dan tersebar merata kepada seluruh karyawan, terutama kepada intellectual assets.

Advertisement

Leave a Reply